http://oppgavebloggen.blogspot.com/2015/05/olav-den-hellige-og-martin-luther.html |
1. Pembenaran oleh
iman (Sola Fide)
Ketika hati kita dibutakan oleh pengajaran dari Roma, kami membayangkan bahwa Tuhan seperti penjual anugerah karena apa yang dilakukan atau karena pencapain sesuatu, tetapi ketika datang terang Injil kami mengetahui bahwa kami dibenarkan hanya karena iman di dalam Kristus. Allah secara inisiatif memberikan keselamatan kepada orang yang telah mati. Di hadapan Allah kita pasif atau berada pada keadaan mati. Penebusan hanya dimungkinkan melalui kebenaran pasif dan bukan melalui perbaikan bertahap sifat manusia (kebenaran aktif). Manusia sangat membutuhkan karunia rahmat dan iman yang supernatural dari Tuhan, sehingga dapat hidup kembali karena mendapat keselamatan dari-Nya. Pembenaran, yaitu bahwa kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang-orang berdosa yang sepenuhnya diampuni demi Yesus, jadi bukan karena perbuatan baik dan buruk mereka. Mereka diselamatkan hanya kasih karunia. Kebenaran Allah, kata Luther, dari Roma dan Galatia, adalah “kebenaran alien” yang harus ditanamkan dan dimasukkan ke dalam orang berdosa hanya dengan iman.
Martin Luther menyampaikan “Kebenaran alien ini ditanamkan dalam diri kita tanpa karya-karya kita hanya karena anugerah dan Dia beranugerah berlawanan dengan dosa asal. Kebenaran alien juga disebut karena keselamatan yang manusia peroleh tanpa perbuatan melainkan hanya melalui kelahiran semata atau pembenaran yang membuat kita hidup dari kematian”. Kebenaran Alien menjadi milik orang berdosa melalui iman kepada Kristus dan tanpa perbuatan kasih karunia di dalam diri kita (kebenaran kita yang adil-benar)(Santrac, 2017).
Martin Luther menyampaikan “Kebenaran alien ini ditanamkan dalam diri kita tanpa karya-karya kita hanya karena anugerah dan Dia beranugerah berlawanan dengan dosa asal. Kebenaran alien juga disebut karena keselamatan yang manusia peroleh tanpa perbuatan melainkan hanya melalui kelahiran semata atau pembenaran yang membuat kita hidup dari kematian”. Kebenaran Alien menjadi milik orang berdosa melalui iman kepada Kristus dan tanpa perbuatan kasih karunia di dalam diri kita (kebenaran kita yang adil-benar)
Hasil dari iman (kebaikan, cinta, kegembiraan, kepercayaan diri) juga mewakili sifat keseluruhan dari kehidupan yang berkembang dari setiap orang percaya sebagai respons dari keselmatan yang Dia berikan kepada manusia. Iman membuat kita menjadi manusia yang cantik dan holistik yang rela menderita, mencintai, mempraktekkan kesalehan dan melayani tanpa pandang bulu. Iman mendorong kita untuk menyembah kebenaran, keindahan, dan kebaikan Pencipta yang Mahakuasa (Santrac, 2017).
Menurut Luther, pertobatan adalah karakteristik seluruh kehidupan, bukan sebuah tindakan sesaat. Keselamatan adalah anugerah yang diterima hanya didalam Kristus (Sola Christo), hanya melalui anugerah (Sola Gracia), hanya di dalam iman (Sola Fide). Namun itulah keselamatan, dan keselamatan berarti orang percaya benar-benar diselamatkan. Jika tidak, berarti tidak dapat mengenal Kristus sebagai Sang Juruselamat (Mawikere, 2017, hal. 2). Salah satu dalil yang juga sangat terkenal saat masa ini adalah dalil nomor 62 yang menyatakan bahwa, “Harta sejati gereja ialah
injil yang mahasuci tentang kemuliaan dan rahmat Allah”. Martin Luther
menekankan bahwa pertobatan sejati adalah hal yang tidak dapat diselesaikan
dengan gereja, melainkan sebuah proses pembersihan rohani yang berlangsung
setiap waktu seumur hidup (Kooiman, 2006).
Reformasi Luther dimulai bukanlah dengan pembaharuan gereja tetapi dimulai dengan pembaharuan dalam pemahaman mengenai cara manusia memperoleh keselamatan. Bertitik tolak dari pemahamannya terhadap Roma 1:16-17, ia kemudian memformulasikan imannya akan keselamatan dengan rumusan “tiga sola” yakni ; sola fide, sola gratia dan sola scriptura. Pemahaman ini membawanya untuk menuntut kekeliruan Gereja Katolik dengan menempelkan 95 dalil (tesis) di depan pintu Gereja Wittenberg yang mengumumkan pemahamannya akan penyalahgunaan surat penghapusan siksa, dengan menyatakan bahwa paus tidak berhak untuk mengampuni dosa sebab hanya Allah yang dapat mengampuni dosa (Sinaga, 2018, hal. 7).
2. Konsep tentang dua kerajaan (kerajaan
dunia dan kerajaan Allah)
Daftar Pustaka:
Kooiman, W. (2006). Martin
Luther: doktor dalam kitab suci :reformator gereja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Mawikere, M. C. (2017).
Perbandingan teologi keselamatan antara katolik dan protestan sebelum dan
sesudah gerakan reformasi. Jurnal Teologi Injili dan
Pembinaan Warga Jemaat, 1(1), 1-18.
Prill, T. (2005). Martin
Luther, the two kingdoms, and the church. Evangel, 23(1
84227- 291-8), 17-21.
Santrac, A. S. (2017). The
legacy of Martin Luther’s Sola Fide. In
die Skriflig, 51(1), 1-7. doi: https://doi.org/
10.4102/ids.v51i1.2275.
Sinaga, E. (2018). Identitas
dan panggilan gereja dalam perspektif lutheran. Jurnal Teologi
Lutheran, 1(1),
1-15.
wah
BalasHapus